Akhirnya setelah tertunda sekian lama, saya berhasil menyelesaikan novel seri terakhir "The Chronicles of Audy" yang berjudul "O2". Maklumlah, karena kesibukan, saya bacanya jadi nyicil. Disambi sama nyicil novel-novel lain juga, jadi nggak beres-beres. Wahahaha.
Sejujurnya, agak ragu juga melanjutkan seri ini. Karena pasti seri terakhir itu fokus sama hubungan cinta Audy-Rex. Padahal saya malah nggak terlalu merhatiin soal hubungan mereka berdua. Karena sejak awal saya jatuh cintanya sama hubungan keluarga mereka. Entah kenapa saya merasa kalau ada romance-nya justru malah nggak sejalan sama tema keluarga yang mau diangkat. Or maybe it's just me. Hahaha.
Tapi pada akhirnya saya tetap beli dan baca karena saya suka banget diksi yang dipakai dalam novel seri ini. Otak seorang Audy itu menarik, dan menyenangkan bisa baca dari sudut pandang dia yang benar-benar ajaib. Saya suka banget sama kosa kata aneh macam pelamun purnawaktu, lem yang kurang adhesif, sejarah teh poci, superposisi cahaya, odong-odong berlampu, dan masih banyak yang lain. Selain itu juga dialog-dialognya yang entah kenapa ngena banget.
Jalan cerita sampai ending juga nggak mengecewakan meski dari seri ketiga semua udah tau kalau Rex bakal kuliah di MIT, Amerika.
Novel seri "The Chronicles of Audy" 1-4 memang layak untuk dikoleksi dan ada di rak buku saya :)
Don't mind the spoiler? Let's get started!