Tiga Sandera Terakhir karya Brahmanto Anindito ini membuat saya
baca pelan-pelan sambil menikmati segala adegan yang ada di bukunya. Karena
buku ini terlalu seru untuk di-skimming!
Pisang: Jadi biasanya kalau baca buku suka skimming? *menatap
curiga*
Ya enggak gituuuu….
Iya oke, kadang-kadang, sih. Kalau deskripsinya terlalu
membosankan atau enggak terlalu penting.
Kalo buku bagus itu, rasanya pengin cepet-cepet diselesein
tapi enggak pengin cepet selesai juga. Sesama bibliophile pasti paham deh
perasaan itu…
Pisang: Ah, perasaan situ doang…
Ishh… udah diem aja, deh. Ini saya mau review dulu bukunya.
*lempar pisang ke freezer*
Pisang: EY! JANGAN DILEMPAR KE FREEZER DONG! NANTI AKU YANG
LEMBUT INI JADI KERAS!! GA ADA YANG MAU MAKAAAANN!!
*gak denger… gak denger*
Jadi, di awal buku ini dikisahkan turis lokal dan
internasional yang disandera oleh pihak OPM (Organisasi Papua Merdeka). Tujuan
OPM menyandera kelima orang itu adalah untuk mengancam NKRI agar memberikan
kemerdekaan untuk rakyat Papua, yang tentu saja kalaupun harus perang, gak akan
dikabulin.
Kemudian yang harus menyelesaikan konflik ini adalah satuan
TNI di bawah pimpinan Larung Nusa. Misi yang sangat berat karena musuh
bersembunyi di gunung dan hutan, sementara pihak TNI tidak memiliki peta yang
memadai.
Dari awal cerita ini serius banget, sumpah. Makanya enggak
nyangka kalau di tengah-tengah cerita mendadak ada lawaknya :))